Fakta Unik Tentang Kereta Perang Raja Tutankhamun

Kereta perang Raja Tutankhamun adalah salah satu artefak paling menarik yang ditemukan di makamnya. Sebagai simbol kekuasaan dan keahlian militer Mesir Kuno, kereta perang ini memberikan wawasan mendalam tentang teknologi, strategi, dan kehidupan sang firaun muda. Meski wafat pada usia muda, peninggalan ini menunjukkan bahwa Tutankhamun memiliki peran penting dalam pemerintahan dan budaya Mesir Kuno.

Penemuan Kereta Perang di Makam Tutankhamun

Pada tahun 1922, Howard Carter menemukan makam Tutankhamun di Lembah Para Raja yang berisi lebih dari 5.000 artefak, termasuk enam kereta perang. Kereta-kereta ini ditemukan dalam kondisi yang cukup baik, meskipun beberapa mengalami kerusakan akibat waktu dan kondisi lingkungan makam.

Setiap kereta memiliki desain unik dengan fungsi yang berbeda, mulai dari kereta untuk perburuan, upacara, hingga kemungkinan digunakan dalam pertempuran. Artefak-artefak ini menjadi bukti nyata keterampilan para pengrajin Mesir Kuno dalam menciptakan kendaraan yang ringan namun kuat.

Teknologi dan Desain Kereta Perang

Kereta perang Mesir terkenal dengan desainnya yang ringan dan aerodinamis. Kereta perang Tutankhamun dibuat dari kayu berkualitas tinggi dan diperkuat dengan kulit serta perunggu pada bagian tertentu. Teknologi ini memungkinkan kendaraan tersebut tetap stabil saat digunakan dengan kecepatan tinggi.

Dua roda besar yang dilengkapi dengan enam jari-jari memberikan fleksibilitas lebih baik dibandingkan desain yang digunakan oleh peradaban lain pada masa itu. Hal ini memungkinkan manuver yang lebih cepat dan efisien di medan perang maupun dalam aktivitas sehari-hari firaun.

Peran Kereta Perang dalam Kehidupan Firaun

Meskipun tidak ada catatan yang secara eksplisit menyatakan bahwa Tutankhamun terlibat dalam peperangan besar, kereta perang yang ditemukan di makamnya mengindikasikan bahwa ia memiliki hubungan erat dengan aspek militer dan perburuan.

Kereta perang sering digunakan dalam berbagai upacara kenegaraan dan ritual keagamaan, menunjukkan status tinggi firaun sebagai pemimpin dan pelindung rakyatnya. Selain itu, ada kemungkinan bahwa Tutankhamun menggunakan kereta ini dalam perburuan, sebuah aktivitas yang sangat dihargai oleh para firaun sebagai simbol kekuatan dan keterampilan mereka.

Spekulasi Kecelakaan yang Menyebabkan Kematian Tutankhamun

Salah satu teori yang cukup populer mengenai penyebab kematian Tutankhamun adalah kemungkinan bahwa ia mengalami kecelakaan saat mengendarai kereta perang. Analisis pada muminya menunjukkan adanya luka serius pada tulang kaki dan panggul, yang bisa jadi disebabkan oleh kecelakaan fatal.

Beberapa ahli percaya bahwa firaun muda ini mungkin terjatuh dari kereta atau tertabrak roda, yang mengakibatkan cedera parah. Dengan keterbatasan teknologi medis pada saat itu, luka tersebut bisa berkembang menjadi infeksi fatal, yang akhirnya menyebabkan kematiannya pada usia sekitar 19 tahun.

Kereta Perang sebagai Simbol Kekuasaan

Dalam ikonografi Mesir Kuno, firaun sering digambarkan mengendarai kereta perang sambil menembakkan panah ke arah musuh atau hewan buruan. Hal ini tidak hanya mencerminkan keberanian dan keterampilan firaun, tetapi juga memperkuat citra dirinya sebagai pemimpin yang kuat dan tak terkalahkan.

Kereta perang juga memiliki makna religius dalam kepercayaan Mesir Kuno. Firaun dianggap sebagai perwakilan dewa di bumi, dan mengendarai kereta perang sering dikaitkan dengan perjalanan mereka menuju keabadian setelah kematian.

Pelestarian dan Pameran Kereta Perang

Saat ini, beberapa kereta perang yang ditemukan di makam Tutankhamun dipamerkan di Museum Mesir di Kairo dan akan segera dipindahkan ke Grand Egyptian Museum (GEM). Museum baru ini dirancang untuk menampilkan koleksi artefak Tutankhamun secara lebih modern dan interaktif, memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi para pengunjung.

Para ahli konservasi terus melakukan penelitian untuk menjaga kondisi artefak ini agar tetap utuh. Upaya ini mencakup penggunaan teknologi canggih seperti pemindaian 3D untuk memahami struktur asli kereta perang dan melakukan restorasi tanpa merusak keasliannya.

Kereta perang Raja Tutankhamun adalah bukti luar biasa tentang kecanggihan teknologi dan seni Mesir Kuno. Lebih dari sekadar kendaraan, artefak ini mencerminkan status, kekuatan, dan kepercayaan yang dimiliki oleh para firaun. Melalui penelitian dan konservasi yang terus dilakukan, kereta perang ini akan tetap menjadi saksi sejarah kejayaan Mesir Kuno dan daya tarik bagi para sejarawan serta wisatawan di seluruh dunia.

Topeng Emas Tutankhamun Mahakarya di Museum Kairo

Topeng emas Raja Tutankhamun adalah salah satu artefak paling ikonik dari peradaban Mesir Kuno. Dengan detail yang luar biasa dan kemewahan yang mencerminkan status seorang firaun, topeng ini menjadi pusat perhatian di Museum Mesir di Kairo. Selain keindahannya, topeng emas ini juga menyimpan banyak misteri yang masih dipelajari oleh para arkeolog hingga saat ini.

Sejarah Penemuan yang Menggemparkan

Topeng emas ini ditemukan oleh arkeolog Inggris, Howard Carter, pada tahun 1922 di dalam makam Raja Tutankhamun di Lembah Para Raja. Makam tersebut merupakan salah satu penemuan arkeologi terbesar dalam sejarah karena hampir tidak tersentuh oleh penjarah dan masih berisi banyak harta peninggalan raja muda tersebut.

Ketika Carter dan timnya membuka sarkofagus, mereka menemukan mumi Tutankhamun yang dibungkus dengan berbagai lapisan kain linen dan dihiasi dengan berbagai perhiasan. Salah satu benda paling mengesankan adalah topeng emas murni yang menutupi wajah sang firaun. Sejak saat itu, topeng ini menjadi salah satu simbol kejayaan Mesir Kuno dan keindahan seni mereka.

Desain dan Makna Simbolis

Topeng emas Tutankhamun memiliki tinggi sekitar 54 cm dan berat sekitar 10,2 kg. Dibuat dari emas murni yang dipadu dengan batu semi-mulia seperti lapis lazuli, kuarsa, dan obsidian, topeng ini menampilkan wajah raja muda dengan ekspresi yang tenang dan penuh wibawa.

Di bagian dahi topeng terdapat dua simbol penting: ular kobra dan burung elang. Kobra melambangkan dewi Wadjet, pelindung Mesir Hulu, sementara elang melambangkan dewa Horus, yang juga merupakan pelindung firaun. Kedua simbol ini menunjukkan bahwa raja memiliki perlindungan ilahi dan berkuasa atas seluruh Mesir.

Selain itu, topeng ini dihiasi dengan ukiran hieroglif yang berisi mantra dari Kitab Orang Mati, yang bertujuan untuk membimbing jiwa raja dalam perjalanan ke alam baka. Ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan Mesir Kuno terhadap kehidupan setelah kematian.

Teknik Pembuatan yang Mengagumkan

Para ahli percaya bahwa pembuatan topeng emas ini melibatkan teknik metalurgi yang sangat maju untuk masanya. Prosesnya kemungkinan besar melibatkan pemanasan emas pada suhu tinggi, pembentukan secara manual, serta penyisipan batu berharga untuk memperkaya detailnya.

Salah satu aspek yang menarik dari topeng ini adalah kemampuannya untuk mencerminkan kepribadian dan status raja dengan sangat detail. Setiap elemen dari wajah hingga ukiran kecil menunjukkan keterampilan luar biasa dari pengrajin Mesir Kuno.

Peran Topeng dalam Tradisi Pemakaman

Dalam kepercayaan Mesir Kuno, topeng emas bukan sekadar perhiasan atau simbol status, melainkan memiliki peran penting dalam ritus pemakaman. Topeng ini diyakini membantu jiwa raja mengenali tubuhnya di alam baka sehingga ia dapat hidup kekal sebagai dewa.

Selain itu, emas dianggap sebagai “daging para dewa” dalam mitologi Mesir, sehingga penggunaan emas dalam topeng ini melambangkan keabadian dan ketuhanan raja yang telah wafat. Hal ini memperkuat kepercayaan bahwa seorang firaun tidak hanya memerintah di dunia, tetapi juga di akhirat.

Kontroversi dan Restorasi

Meskipun menjadi salah satu artefak paling berharga di dunia, topeng emas Tutankhamun pernah mengalami insiden yang menggemparkan. Pada tahun 2014, bagian janggut yang menempel pada topeng ini dilaporkan patah akibat kesalahan dalam penanganan oleh petugas museum. Sayangnya, dalam upaya perbaikan, janggut tersebut direkatkan kembali menggunakan lem epoxy yang tidak sesuai dengan standar konservasi.

Kabar ini sempat menjadi perbincangan di dunia arkeologi dan sejarah. Namun, pada tahun 2016, tim konservator berhasil memperbaiki kesalahan tersebut dengan metode restorasi yang lebih cermat dan ilmiah. Kini, topeng emas kembali dipamerkan dalam kondisi terbaiknya di Museum Mesir di Kairo.

Rumah Baru untuk Topeng Emas Tutankhamun

Saat ini, sebagian besar koleksi artefak Tutankhamun, termasuk topeng emasnya, akan dipindahkan ke Grand Egyptian Museum (GEM) yang terletak di dekat Piramida Giza. Museum ini dirancang untuk menjadi yang terbesar di dunia dalam menampilkan peninggalan Mesir Kuno, dengan teknologi pameran modern yang akan memberikan pengalaman lebih mendalam bagi para pengunjung.

Pameran di GEM diharapkan dapat menghadirkan tampilan yang lebih spektakuler dan informatif, memungkinkan para pengunjung untuk memahami keajaiban sejarah Mesir dengan cara yang belum pernah ada sebelumnya.

Topeng emas Raja Tutankhamun bukan hanya sekadar artefak kuno, tetapi juga sebuah mahakarya seni yang mencerminkan kejayaan dan spiritualitas peradaban Mesir. Dengan sejarahnya yang penuh intrik, desainnya yang luar biasa, serta perannya dalam budaya dan tradisi pemakaman Mesir Kuno, topeng ini tetap menjadi daya tarik utama bagi para peneliti dan wisatawan dari seluruh dunia.

Bagi siapa saja yang tertarik dengan sejarah Mesir Kuno, melihat topeng emas Tutankhamun secara langsung di Museum Kairo atau Grand Egyptian Museum adalah pengalaman yang tak terlupakan. Artefak ini terus mengingatkan kita pada kekayaan budaya dan teknologi luar biasa dari peradaban yang pernah berjaya ribuan tahun lalu.

 Kutukan Firaun, Mitos atau Fakta di Balik Makam Tutankhamun?

Sejak penemuan makam Tutankhamun oleh Howard Carter pada tahun 1922, dunia dikejutkan oleh berbagai kisah misterius yang menyertainya. Salah satu cerita yang paling mencengangkan adalah tentang kutukan firaun, yang dikatakan menimpa siapa saja yang berani mengganggu tempat peristirahatan Raja Tutankhamun. Kematian mendadak beberapa orang yang terlibat dalam penggalian makam ini menambah spekulasi dan memperkuat kepercayaan bahwa ada kekuatan supranatural yang menjaga makam sang firaun muda. Namun, apakah benar kutukan ini nyata, ataukah hanya sekadar kebetulan yang diperbesar oleh media? Artikel ini akan mengulas fenomena tersebut dari berbagai perspektif.

Asal Usul Mitos Kutukan Firaun

Kepercayaan mengenai kutukan makam raja-raja Mesir kuno sebenarnya bukan hal baru. Masyarakat Mesir kuno memiliki tradisi menuliskan mantra dan peringatan dalam makam para penguasa mereka untuk melindungi dari perampokan atau penistaan. Dalam kasus makam Tutankhamun, meskipun tidak ditemukan prasasti yang secara eksplisit menyebutkan kutukan, mitos ini mulai berkembang ketika beberapa orang yang terlibat dalam penemuannya mengalami nasib tragis.

Salah satu kematian paling terkenal adalah Lord Carnarvon, sponsor ekspedisi Howard Carter, yang meninggal akibat infeksi dari gigitan nyamuk hanya beberapa bulan setelah makam dibuka. Kematian mendadak ini langsung dikaitkan dengan kutukan firaun, dan media pada saat itu memperbesar rumor tersebut, menambahkan unsur dramatis yang semakin menarik perhatian dunia.

Kasus Kematian yang Dikaitkan dengan Kutukan

Selain Lord Carnarvon, beberapa orang lain yang dikaitkan dengan ekspedisi makam Tutankhamun juga mengalami kematian atau kejadian aneh. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Arthur Mace, seorang arkeolog dalam tim Carter, meninggal karena penyakit misterius.
  • Richard Bethell, sekretaris pribadi Carter, ditemukan tewas dalam kondisi mencurigakan di rumahnya di London.
  • Hugh Evelyn-White, seorang akademisi yang juga terlibat dalam penggalian, dilaporkan bunuh diri dan meninggalkan surat yang menyebutkan bahwa ia dihantui oleh roh-roh Mesir.

Rentetan kematian ini semakin memperkuat spekulasi bahwa kutukan firaun benar-benar nyata dan bekerja untuk membalaskan dendam Tutankhamun.

Perspektif Ilmiah: Kebetulan atau Fenomena Alam?

Meskipun banyak orang percaya pada kutukan, para ilmuwan memiliki penjelasan rasional yang lebih masuk akal mengenai kematian mereka yang terlibat dalam penggalian makam. Beberapa teori ilmiah yang dapat menjelaskan fenomena ini antara lain:

  1. Paparan Spora Beracun Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makam kuno yang telah tertutup selama ribuan tahun dapat menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri berbahaya. Spora beracun seperti Aspergillus bisa menyebabkan infeksi serius pada sistem pernapasan, yang mungkin menjadi penyebab kematian mendadak beberapa orang dalam ekspedisi.
  2. Penyakit Tropis dan Kondisi Lingkungan Mesir adalah wilayah dengan risiko tinggi terhadap penyakit tropis seperti malaria dan infeksi bakteri. Lord Carnarvon, misalnya, diketahui memiliki sistem kekebalan yang lemah, sehingga gigitan nyamuk yang menyebabkan infeksi bisa berakibat fatal baginya.
  3. Psikosomatis dan Efek Placebo Rasa takut yang berlebihan akibat kepercayaan pada kutukan bisa mempengaruhi kesehatan seseorang. Fenomena psikosomatis—di mana ketakutan yang intens dapat menimbulkan gejala fisik nyata—dapat menjelaskan mengapa beberapa individu mengalami penyakit atau bahkan kematian setelah mendengar cerita tentang kutukan.
  4. Kebetulan Statistik Dari ratusan orang yang terlibat dalam ekspedisi dan studi makam Tutankhamun, hanya sedikit yang mengalami kematian mendadak. Sebagian besar, termasuk Howard Carter sendiri, hidup bertahun-tahun setelah penemuan makam tanpa mengalami kejadian aneh. Hal ini menunjukkan bahwa kematian yang terjadi bisa jadi hanyalah kebetulan yang dibesar-besarkan oleh media.

Kutukan Firaun dalam Budaya Populer

Mitos mengenai kutukan firaun tidak hanya menarik perhatian dunia akademis tetapi juga menginspirasi berbagai karya dalam budaya populer. Film, novel, dan dokumenter sering kali mengangkat kisah ini dengan sentuhan dramatis, memperkuat citra bahwa Mesir kuno dipenuhi oleh misteri dan kekuatan supranatural.

Sebagai contoh, film-film Hollywood sering menggambarkan firaun sebagai penguasa yang mampu mengendalikan kekuatan gaib untuk melindungi harta mereka. Sementara itu, dalam dunia literatur, kisah-kisah mengenai ekspedisi yang dihantui oleh roh firaun telah menjadi tema yang sering digunakan dalam cerita horor dan petualangan.

Kutukan firaun tetap menjadi salah satu misteri paling menarik dalam sejarah arkeologi. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang benar-benar mendukung keberadaannya, legenda ini terus bertahan dan menjadi bagian dari daya tarik Mesir kuno. Bagi sebagian orang, kutukan ini adalah bukti kekuatan mistis peradaban kuno, sementara bagi yang lain, ini hanyalah serangkaian kebetulan yang diperbesar oleh media dan imajinasi manusia.

Terlepas dari benar atau tidaknya kutukan ini, kisahnya tetap mengundang rasa ingin tahu dan memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana mitos dan sejarah bisa saling berkaitan. Dan satu hal yang pasti, makam Tutankhamun akan selalu menjadi salah satu penemuan arkeologi paling luar biasa yang pernah ada.

Koleksi Harta Karun Emas Tutankhamun

Penemuan makam Tutankhamun pada tahun 1922 oleh Howard Carter membuka tabir keajaiban peradaban Mesir Kuno yang sebelumnya masih diselimuti misteri. Salah satu aspek paling memukau dari penemuan ini adalah harta karun emas yang ditemukan dalam makam sang firaun muda. Koleksi yang terdiri dari ribuan artefak ini tidak hanya menunjukkan kekayaan luar biasa yang dimiliki Tutankhamun tetapi juga mencerminkan budaya, kepercayaan, dan keterampilan seni masyarakat Mesir kuno.

Keajaiban Harta Karun Emas di Makam Tutankhamun

Lebih dari 5.000 artefak ditemukan dalam makam ini, termasuk perhiasan, patung, peti emas, senjata, dan benda-benda keagamaan yang memiliki makna mendalam. Di antara koleksi ini, topeng emas Tutankhamun menjadi simbol paling ikonik dari peradaban Mesir Kuno. Topeng yang terbuat dari emas murni ini dihiasi dengan lapisan batu semi-mulia seperti lapis lazuli, kuarsa, dan turquoise, mencerminkan keahlian luar biasa para pengrajin Mesir kuno.

Selain topeng emas, terdapat juga singgasana emas yang dihiasi ukiran rumit yang menggambarkan kehidupan dan kebesaran raja. Singgasana ini memperlihatkan Tutankhamun bersama istrinya, Ankhesenamun, dalam pose penuh kasih sayang, memberikan gambaran intim kehidupan keluarga kerajaan.

Makna dan Simbolisme dalam Koleksi Emas

Benda-benda emas yang ditemukan di makam Tutankhamun tidak sekadar berfungsi sebagai harta benda, tetapi juga memiliki nilai simbolis yang mendalam. Masyarakat Mesir kuno percaya bahwa emas adalah daging para dewa, sehingga penggunaan emas dalam pemakaman raja melambangkan keabadian dan perlindungan dalam kehidupan setelah mati.

Petinya, yang terdiri dari beberapa lapisan, masing-masing dihiasi dengan ukiran hieroglif yang menceritakan perjalanan sang firaun ke alam baka. Sarkofagus utama, yang juga terbuat dari emas, menunjukkan bagaimana Mesir kuno begitu menghormati penguasa mereka dengan memberikan tempat peristirahatan yang megah.

Teknologi dan Keahlian Pembuatan Artefak

Pembuatan artefak emas di era Tutankhamun menunjukkan teknologi yang sangat maju untuk masanya. Pengrajin Mesir kuno menggunakan teknik peleburan dan pemahatan yang sangat detail, memungkinkan mereka menciptakan benda-benda yang tidak hanya memiliki nilai estetika tinggi, tetapi juga mampu bertahan ribuan tahun. Inovasi dalam pembuatan perhiasan, teknik inkrustasi batu permata, serta ukiran relief mencerminkan keunggulan seni mereka yang masih dikagumi hingga saat ini.

Salah satu contoh luar biasa dari keahlian ini adalah belati emas Tutankhamun, yang diketahui terbuat dari besi meteorit. Hal ini menunjukkan pemahaman astronomi dan metalurgi yang tinggi pada masa itu, serta keyakinan bahwa benda dari luar angkasa memiliki makna sakral.

Penyimpanan dan Pemindahan Harta Karun Tutankhamun

Setelah penemuan makam ini, harta karun Tutankhamun dipindahkan ke Museum Mesir di Kairo untuk disimpan dan dipamerkan kepada publik. Namun, dengan pembangunan Grand Egyptian Museum di dekat Piramida Giza, artefak ini kini mendapatkan rumah baru yang lebih modern dan aman. Museum ini bertujuan untuk menyajikan koleksi tersebut dalam konteks yang lebih komprehensif, memungkinkan pengunjung memahami sejarah, teknologi, dan makna budaya dari setiap artefak.

Dampak Penemuan terhadap Dunia Sejarah dan Budaya

Penemuan harta karun emas Tutankhamun tidak hanya menjadi tonggak penting dalam dunia arkeologi tetapi juga berdampak besar pada budaya populer. Sejak ditemukan, gambar topeng emasnya telah menjadi simbol Mesir kuno yang paling dikenal. Koleksi ini juga telah menginspirasi berbagai karya seni, mode, serta film yang mengangkat kisah tentang Mesir kuno dan misteri yang menyertainya.

Selain itu, penemuan ini juga memicu minat besar terhadap eksplorasi arkeologi lebih lanjut di Mesir. Berbagai proyek penelitian terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak misteri terkait kehidupan dan pemerintahan Tutankhamun, serta bagaimana ia dimakamkan dengan harta karun yang begitu kaya.

Harta karun emas Tutankhamun adalah bukti nyata dari kemegahan peradaban Mesir kuno yang tidak tertandingi. Koleksi ini bukan hanya sekadar kekayaan materi, tetapi juga cerminan dari kepercayaan spiritual, keterampilan seni, dan kehebatan teknologi yang telah berkembang ribuan tahun yang lalu. Dengan terus dipelajari dan dipamerkan, peninggalan ini akan terus menginspirasi dan mengungkap rahasia masa lalu bagi generasi yang akan datang.

Penemuan yang Menghebohkan di Makam Tutankhamun

Penemuan makam Raja Tutankhamun pada tahun 1922 menjadi salah satu peristiwa paling monumental dalam sejarah arkeologi. Makam ini, yang terletak di Lembah Para Raja, Mesir, mengungkap kekayaan tak ternilai serta misteri yang menyelimuti kehidupan dan kematian firaun muda tersebut. Hingga kini, peninggalannya masih menjadi pusat perhatian para peneliti, sejarawan, dan pecinta sejarah di seluruh dunia.

 Siapa Tutankhamun?

Tutankhamun, atau sering disebut Raja Tut, merupakan firaun Dinasti ke-18 yang memerintah Mesir sekitar tahun 1332–1323 SM. Ia naik takhta pada usia sekitar sembilan tahun dan meninggal dunia pada usia yang masih sangat muda, yaitu sekitar 18 atau 19 tahun. Pemerintahannya sendiri tidak terlalu menonjol dibandingkan firaun-firaun lain, tetapi makamnya yang nyaris utuh telah mengubah pemahaman kita tentang Mesir kuno.

Penemuan yang Menggemparkan Dunia

Pada tanggal 4 November 1922, seorang arkeolog asal Inggris bernama Howard Carter, bersama dengan timnya yang didanai oleh Lord Carnarvon, menemukan pintu masuk ke makam Tutankhamun. Penemuan ini menjadi sangat luar biasa karena makam tersebut hampir tidak tersentuh oleh perampok makam, berbeda dengan makam firaun lainnya yang biasanya telah dijarah sejak zaman kuno.

Saat Carter pertama kali membuka makam dan melihat ke dalamnya menggunakan cahaya lilin, ia melihat sekilas harta karun emas yang masih tersimpan dengan baik. Ketika Lord Carnarvon bertanya apakah ia melihat sesuatu, Carter hanya bisa menjawab dengan penuh kekaguman, “Ya, benda-benda luar biasa!”

Keunikan Makam dan Isinya

Makam Tutankhamun terdiri dari empat ruang utama: ruang depan, ruang aneks, ruang harta, dan ruang makam utama tempat sarkofagus sang raja berada. Di dalamnya, terdapat lebih dari 5.000 artefak, termasuk patung emas, perabotan mewah, perhiasan berharga, dan tentu saja, topeng emas Tutankhamun yang menjadi ikon peradaban Mesir kuno.

Salah satu aspek paling menarik dari makam ini adalah bagaimana setiap barang yang ditemukan memiliki makna religius dan simbolis. Misalnya, patung dewa Anubis ditemukan dekat dengan peti harta karun, menunjukkan peran dewa tersebut sebagai pelindung arwah sang firaun dalam perjalanan ke alam baka.

Kutukan Firaun: Mitos atau Fakta?

Setelah makam ini ditemukan, berbagai kejadian aneh mulai dilaporkan. Salah satu yang paling terkenal adalah kematian mendadak Lord Carnarvon pada tahun 1923 akibat infeksi dari gigitan nyamuk, hanya beberapa bulan setelah makam dibuka. Hal ini memicu legenda kutukan firaun, di mana konon siapa pun yang mengganggu makam akan terkena malapetaka.

Meskipun kisah ini menarik perhatian media dan publik, banyak ilmuwan berpendapat bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung keberadaan kutukan tersebut. Beberapa kematian yang dikaitkan dengan kutukan sebenarnya dapat dijelaskan oleh penyakit atau kebetulan belaka. Namun, mitos ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita makam Tutankhamun.

Dampak Penemuan terhadap Dunia Arkeologi

Penemuan makam Tutankhamun tidak hanya menjadi pencapaian terbesar dalam bidang arkeologi Mesir, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan budaya Mesir kuno. Artefak yang ditemukan di dalamnya menunjukkan kemewahan serta teknologi tinggi yang digunakan oleh peradaban Mesir pada masanya.

Selain itu, penemuan ini memicu gelombang besar minat terhadap Mesir kuno di seluruh dunia, mempengaruhi seni, sastra, mode, hingga film. Hingga kini, berbagai pameran artefak dari makam Tutankhamun terus diadakan di berbagai negara, menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.

Makam Tutankhamun adalah salah satu peninggalan sejarah paling berharga yang pernah ditemukan. Keutuhannya memberikan wawasan luar biasa mengenai kehidupan kerajaan Mesir kuno, serta menghidupkan kembali ketertarikan global terhadap peradaban ini. Meski telah seabad sejak penemuannya, misteri dan daya tarik makam ini tetap bertahan, mengundang lebih banyak penelitian dan eksplorasi lebih lanjut. Siapa tahu, mungkin masih ada rahasia lain yang menunggu untuk diungkap dari kehidupan firaun muda yang satu ini.

Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir Kuno

Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir Kuno – Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir salah satu acara pameran dan lelang yang selalu dinantikan. Penggemar barang kuno akan mendapatkan banyak koleksi bersejarah Mesir saat pertunjukan berlangsung.

Banyak peninggalan Raja Tut dipamerkan serta beberapa acara menarik lainnya tentang koleksi barang arkeologi. Sejarah merupakan bagian perkembangan manusia karena perubahan tidak dapat dipicu tanpa Sejarah.

Mesir adalah Negara dengan jumlah peninggalan barang Sejarah terbanyak sekaligus sangat diminati di Dunia. Banyak tokoh Sejarah terkenal Mesir yang ingin diungkap misterinya melalui berbagai peningalannya. Masyarakat Dunia memiliki ketertarikan besar tentang Mesir Kuno yang dikenal memiliki peradaban maju di masanya.

Mumi Raja Tutankhamun punya peminat sama dengan fosil dinosaurus. Ada banyak alasan mengapa Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir memikat banyak orang. Pada dasarnya, para arkeolog tertarik dengan kematian para Raja Mesir yang terjadi pada abad ke-19.

Penyebab mereka mati hingga teknologi yang digunakan hingga mampu menyimpan Jenazah dalam kondisi utuh sampai ratusan tahun. Kematian Tutankhamun masih menjadi perdebatan panas dikalangan ahli.

Ada pendapat mengatakan Tut mati dibunuh serba sebagian meyakini penyebab kematiannya masih misterius. Misteri tersebut serta kemajuan teknologi berhasil menunjukkan replika Raja yang sudah tewas ribuan tahun lalu itu selalu menarik rasa penasaran.

Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir menjadi forum resmi dimana para arkeolog bisa mengutarakan pendapat mereka tentang misteri Raja Tut yang menimbulkan banyak perdebatan sampai sekarang.

Tutankhamun salah satu bagian misteri Mesir kuno yang akan terus diminati sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi manusia. Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir menghadirkan banyak ahli bidang Sejarah diantaranya Sekertaris Bidang Purbakala Mesir Tertinggi akan memberikan ceramah. Program hiburan dengan hadiah bervariasi dari paling konyol sampai hadiah bernilai tinggi.

Acara Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir berlangsung di beberapa Negara sehingga koleksi purbakala tentang Raja Tut bisa dilihat di luar Mesir. Selama 26 tahun terakhir, koleksi museum Mesir akan dipamerkan di Luar Negeri tepatnya Swiss, Jerman, Florida, Chicago, Los Angeles dan masih banyak lagi.

Beberapa koleksi yang dihadirkan selama Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir adalah:
1. Peninggalan Raja Tutankhamun
2. Barang-barang dari Makam Dinasti ke-18
3. Sisa-sisa Firaun Amenhotep II
4. Peninggalan Tutmosis IV
5. Peninggalan Cucu dan Kakek Buyut Tut

Total ada 114 barang bersejarah yang akan ditunjukkan selama acara yang semuanya berusia lebih dari 3.000 tahun. Melalui Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir, ada banyak orang di luar Mesir bisa melihat koleksi peninggalan Mesir Kuno. Acara dikemas lebih nyaman serta modern jadi anak muda akan tertarik untuk datang.

Alasan Dibuatnya Acara Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir

Tidak banyak pameran benda bersejarah yang diselenggarakan di Dunia hal tersebut menjadi alasan kuat diadakan Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir. Tujuan lain dari pertunjukkan ini adalah:
1. Menjadi media belajar. Memahami Sejarah sangat penting bagi peradaban manusia karena banyak informasi yang mungkin saja sesuai untuk diterapkan pada kehidupan modern. Mesir Kuno dikenal mempunyai peradaban cukup maju karena dapat menyimpan jenazah tetap utuh selama ribuan tahun. Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir menunjukkan banyak koleksi berkaitan dengan Raja Tut yang berusia lebih dari 3 ribu tahun.

2. Memfasilitasi para ahli. Ada banyak ahli Sejarah dan arkeolog yang mungkin ingin mengetahui lebih dalam tentang Mesir Kuno tapi terkendala beberapa hal bisa mengamati berbagai peninggalan mesir kuno di Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir. Selama acara, ada 114 artefak Mesir kuno yang dipamerkan.

3. Menjalin hubungan karena acara tidak dilakukan di Mesir melainkan di beberapa Negara Eropa serta Amerika. Tujuannya untuk membangun hubungan diplomatic lebih kuat dengan Negara-Negara tersebut.

4. Menarik Wisatawan tentu saja masuk sebagai tujuan adanya Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir. Lebih banyak Masyarakat tertarik dengan artefak Raja Tut pastinya mendorong mereka datang ke Mesir supaya mendapatkan lebih banyak informasi tentang barang-barang Sejarah Mesir Kuno.

Jangan Lakukan Hal Ini Ketika Datang Ke Pameran

Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir bisa menjadi acara menarik. Mengisi waktu santai dengan mendatangi pameran barang peninggalan Sejarah tentu banyak manfaatnya. Namun, ada beberapa etika dan aturan wajib dipatuhi selama mengikuti acara Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir.

Pertama, mengikuti setiap rangakaian acara dengan hormat. Selama sesi ceramah, pameran peninggalan Raja Tut sampai acar hiburan harus diikuti dengan baik. Jangan melakukan Tindakan tidak sopan seperti tertawa, mengecek atau lainnya.

Jangan membawa makanan atau minuman dari luar. Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir merupakan acara formal artinya konsumsi menjadi tanggung jawab panitia.

Membawa makanan atau minuman dari luar akan menjadi masalah serius apalagi jika menikmatinya di luar waktu yang sudah ditetapkan. Hindari mengambil foto sembarangan. Bila tidak ada larangan jelas, tanya pada panitia apakah bisa mengambil gambar.

Melalui Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir, Pemerintah Mesir ingin memperkenalkan bagian Budaya Negara mereka melalui Pameran barang-barang Raja Tut. Setiap pengunjung akan melihat 114 barang dari Mesir Kuni telah berusia 3.000 tahun lebih.

Banyak Negara yang dipilih untuk mengadakan Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir ini dari Benua Eropa sampai Amerika Serikat. Setelah lama tidak diselenggarakan, Pertunjukan Museum Peninggalan Raja Tutankhamun Mesir kembali diadakan.

Peninggalan Raja Tutankhamun Sebagai Penguasa Mesir

Peninggalan Raja Tutankhamun Sebagai Penguasa Mesir – Dari adanya peninggalan raja Tutankhamun tentunya terdapat tangga kuno yang telah tersembunyi lebih dari 3000 tahun yang lokasinya berada di bawah tumpukan pasir gurun tepat di lembah para raja atau Valley of Kings Mesir. Dengan adanya tangga tersebut lebih mengarahkan ke bagian makam Firaun Tutankhamun sebagai salah satu seorang penguasa dinasti Mesir ke-18.

Dengan tangga itulah ditemukan sejak 100 tahun yang lalu tepatnya di tanggal 4 November 1922 dari adanya rombongan tim yang berasal dari Mesir serta arkeolog Inggris Howard Carter. 3 minggu setelahnya, Carter mulai menuruni dan menyusuri tangga tersebut.

Ia mengintip melalui lubang dari pintu di sebuah ruangan yang terlihat sangat suram dengan bantuan cahaya dari lilin temaram. Perdana dari penelusuran tersebut, Lord Carnavon menanyakan apakah terlihat adanya sesuatu yang berasal dari lubang pintu tersebut dan ternyata Carter mengiyakan apa yang telah ditelusurinya.

Perlahan memang terlihat adanya balik embun seperti hewan yang terlihat aneh, patung serta emas yang berada di mana-mana pada catatan perjalanan yang dilakukannya. Dari ruangan itulah rupanya sebagai makam Firaun Tutankhamun yang memiliki nama asli yaitu Tutankhaten.

Firaun muda atau yang dikenal sebagai King Tut tersebut telah meninggal di usianya masih 19 tahun kemudian dimakamkan pada sebuah ruang pemakaman kecil di tahun 1327 sebelum Masehi. Bangunan makam Firaun Tutankhamun ini tentunya berbeda dengan beberapa makam Firaun kenamaan lainnya.

Ruang dari makam Firaun Ramses contohnya memiliki luas kisaran 743 meter persegi. Meskipun begitu untuk lokasinya sama-sama berada di bawah tanah dan makam dari Firaun Tutankhamun belum mengalami kerusakan meskipun terkena banjir dan kondisinya belum terkena darah pada saat terjadi perang ataupun di maling.

Sementara itu untuk makam Firaun yang lain lebih sering menjadi sasaran perampokan selama berabad-abad lamanya. Terlebih meskipun ukurannya tergolong lebih kecil, akan tetapi untuk jenis makam Firaun Tutankhamun memiliki penyimpanan berbagai variasi barang yang ada di dalamnya.

Bahkan juga terdapat adanya lebih dari 5000 artefak yang sudah berhasil diselamatkan pada sebuah penelusuran ke makam Firaun Tutankhamun. Dengan artefak itulah merupakan benda-benda seperti halnya perhiasan serta alat yang telah menunjukkan bahwasanya terdapat kecakapan kerja manusia khususnya di zaman dahulu yang sudah ditemukan melalui penggalian arkeologi.

Temuan Pada Makam Firaun Tutankhamun

1. Meja Permainan
Dengan adanya temuan yang berada di makam Firaun Tutankhamun ini terdapat meja permainan yang ada di dalamnya dan dijelaskan terdapat rincian perjalanan roh yang telah melalui hidup sesudah kematiannya. Hal ini diungkapkan pada the Egyptian Book of the Dead.

Dari buku itulah merupakan salah satu yang telah menyebutkan bahwasanya terdapat permainan yang dikenal dengan senet dan suka dimainkan oleh beberapa roh yang berada di alam kematian. Permainan senet ini memang sangat mirip dengan permainan catur, go ataupun permainan papan yang lainnya.

Selain itu juga terdapat meja kecil dengan di bagian atasnya berupa papan yang terdapat 30 petakan yang bisa diduduki oleh pion-pion. Dari permainan itulah akan diperkirakan sebagai salah satu permainan favorit bagi Firaun Tutankhamun yang tersedia 4 meja untuk bermain sangat berada di makamnya.

2. Belati dari Batu Meteor
Dengan peninggalan belati ini memang sekilas layaknya belati besi yang berasal dari peninggalan Firaun Tutankhamun yang terlihat sangat umum. Akan tetapi ia telah meninggal pada beberapa abad sebelum adanya zaman besi dan di masa zaman besi tersebut sudah terdapat baja yang ditempa menggunakan deposit mineral.

Rupanya di masa kehidupan Firaun Tutankhamun ternyata terdapat objek yang berasal dari besi tercatat dari adanya bahan baku meteorit ataupun batu meteor yang telah jatuh ke bumi.dengan adanya peninggalan tersebut sudah ditemukan di makam Firaun Tutankhamun.

3. Cincin Emas yang Hampir Saja Dicuri
Di makam Firaun Tutankhamun terdapat cincin emas yang keberadaannya hampir saja dicuri. Pada sebuah kotak kayu warna hitam serta cedar kecil memiliki bungkusan yang berasal dari kain linen.

Dari kain tersebut memang berbeda dengan beberapa kain pakaian serta pakaian dalam yang digunakan oleh Firaun tepatnya di tempat makam Firaun Tutankhamun. Rata-rata untuk kainnya tersebut memang halus layaknya sutra.

Dalam kainnya tersebut juga terdapat beberapa cincin emas yang sudah tersimpan di dalamnya dengan baik. Pada sebuah bungkusan kain yang berisikan cincin emas itu rupanya semula pernah akan dimaling oleh seseorang.

Akan tetapi ternyata pencurinya diduga sudah tertangkap basah ataupun kabur pada saat melihat adanya penjaga makam sehingga segera buru-buru meninggalkan bungkusan kain biasa yang terletak di dalam kotak tersebut. Pada sebuah kotak juga terdapat kepala macan tutul dan sejak upaya dilakukan pencurian tentunya kotak tersebut tidak dibuka lagi sampai 3200 tahun kemudian.

4. Mumi Anak Firaun
Firaun Tutankhamun dulunya sempat menikah bersama Ankhesenamun sebelum pada akhirnya meninggal. Telah diketahui bahwasanya tidak mempunyai keturunan pada saat berkuasa hingga 10 tahun lamanya.

Akan tetapi dari penggalian yang telah dilakukan mendapati bahwasanya Firaun Tutankhamun memiliki dua bayi yang lahir mati. Dari janin tersebut masing-masing memiliki usia 25 serta 37 minggu akan tetapi untuk penyebab kematiannya tidak diketahui.

Dari kedua jenazah anak Firaun dijadikan sebagai mumi dan diletakkan pada sebuah peti mati dari kayu yang isinya peti mati berlapiskan emas. Kemudian dikuburkan pada makam Firaun Tutankhamun.

5. Miniatur Pelayan
Firaun adalah salah satu penguasa dari dinasti Mesir yang telah dimakamkan bersamaan 413 miniatur pelayan. Akan tetapi di masa awal peradaban Mesir tentunya sejumlah Firaun telah dimakamkan bersamaan dengan pelayan sungguhan yang telah mengorbankan dirinya guna melayani tuannya ke alam baka.

Di akhir zaman pertengahan peradaban Mesir membuat pelayan di makam Firaun tersebut digantikan oleh miniatur pelayan yang dikenal sebagai ushabti. Miniatur itu terbuat dari berbagai bahan baku seperti fayans yang mirip dengan tembikar kaca yang warnanya cukup mencolok.

 

Harta Karun Firaun Tutankhamun di Makamnya

Harta Karun Firaun Tutankhamun di Makamnya – Makam dari Firaun Tutankhamun telah ditemukan oleh para arkeolog yang lokasinya berada di kawasan lembah para raja tepat di tanggal 4 November 1922. Keberadaan dari makam Mesir kuno ini dipenuhi dengan berbagai harta karun yang tersimpan rapi di dalamnya.

Bahkan banyak orang yang tidak mengetahui jika makam Firaun Tutankhamun memiliki banyak harta karun yang tidak diketahui. Hingga pada akhirnya terdapat arkeolog yang melakukan penjelajahan mandiri untuk mengetahui makam dari Firaun Tutankhamun.

Harta Karun Makam Firaun Tutankhamun

1. Topeng Kematian
Dari adanya topeng kematian Firaun Tutankhamun kemungkinan besar merupakan artefak yang paling terkenal ditemukan tepat berada di makamnya tersebut. Ditempatkan pada wajah Tut sebagai topeng sepanjang 53 cm itu dibuat dengan menggunakan bahan utama berasal dari emas yang menggunakan tatahan batu semi mulia serta pasta kaca yang berwarna.

Pada topeng tersebut mempunyai berat kisaran 10 kg. Seorang profesor emeritus yang berasal dari Departemen Desain Mekanik Universitas Kairo yaitu Galal Al Hassan telah menyebutkan pada sebuah makalah di tahun 2016 bahwasanya topeng tersebut memberikan gambaran pada Firaun Tutankhamun yang memiliki janggut panjang serta hiasan di bagian kepala dengan gambar ular kobra serta burung Nasar.

Mata tersebut dihasilkan dari adanya obsidian serta kuarsa. Pada bagian belakang dari topeng kematian merupakan mantra yang berasal dari kitab orang mati yang telah ditulis menggunakan hieroglif.

Terdapat Marianne Eaton- Krauss sebagai seorang peneliti senior yang berasal dari American Research Center yang berasal dari Mesir ini melakukan penulisan terhadap bukunya the unknown Tutankhamun yang berhubungan dengan adanya peti mati ketiga dari tempat makam Firaun tersebut yang ditempatkan juga mempunyai mantra yang serupa dengan yang telah tertulis tersebut.

2. Belati
Firaun Tutankhamun juga dikuburkan dengan adanya dua belah belati yang membersamanya. Pada salah satu belatinya terbuat dari bahan besi serta untuk satu yang lainnya menggunakan bahan utama dari emas.
Dari adanya kedua belah tersebut telah ditemukan terbungkus pada lapisan yang berbeda dari adanya perban mumi Firaun tersebut. Pelatih yang memiliki bilah besi ditempatkan pada bagian paha kanan dari Firaun Tutankhamun.

Selain itu untuk besi yang digunakan pada belati dari meteorit. Besi tersebut sudah mempunyai gagang yang terbuat dari adanya batu kristal dan pegangan emas terdapat pola yang cukup rumit dan sudah diukir di bagian atasnya. Sedangkan untuk berlatih emas ini juga mempunyai pegangan emas yang memiliki ukuran rumit telah ditemukan di bagian atas perut dari Firaun Tutankhamun.

Katja Broschat merupakan seorang konservator yang berada Romisch Germanisches Zentralmuseum yang menyebutkan bahwasanya adanya kedua pelatih tersebut telah menunjukkan pertanda keausan. Bahkan tidak diyakini apakah untuk berlatih tersebut pernah digunakan ketika Firaun masih hidup ataupun tidak.

3. Papan Permainan
Peninggalan dari harta karun papan permainan ini telah ditemukan pada makam Firaun Tutankhamun sejak abad ke-14 sebelum Masehi. Dari alat yang satu itu terbuat dari bahan kayu yang telah dilapisi kayu eboni serta bertatahkan dengan gading.

Makam dari Firaun Tutankhamun bahkan sudah terdapat empat permainan papan yang berada di dalamnya dengan papannya tersebut tampak sudah dirancang untuk mendukung permainan 20 dan senet. Selain itu juga tidak terdapat aturan dalam permainan yang telah sepenuhnya secara detail dan jelas.

The Grand Egyptian Museum telah mencatat bahwasanya untuk permainan senet ini biasanya dimainkan pada sebuah papan 30 kotak. Hal ini memiliki tujuan yaitu pada pembuatan garis lurus yang menggunakan papan dari papan sembari mencegah perlawanan untuk melakukan hal yang serupa.

4. Mannequin
Peninggalan lain yang terdapat di dalam makam Firaun Tutankhamun salah satunya adalah mannequin. Harta karun ini memang kurang dikenal dari makam Firaun sebagaimana Qin yang banyak digunakan dalam membantu untuk memilih dan menyesuaikan pada pakaian serta perhiasan sang raja.

Laura Ranieri sebagai seorang pendiri serta direktur Ancient Egypt Alive telah mengatakan untuk Raja Tut ini merupakan seorang perias yang tampilannya sangat rapi dengan adanya lemari pakaian yang cukup besar baik itu digunakan di kehidupan dunia ataupun akhiratnya. Terdapat ratusan pakaian termasuk dengan ketersediaan 12 jubah mewah, pakaian dalam, lusinan sandal, kaos kaki, hingga pakaian bayi Tut yang telah ditemukan di makam Firaun Tutankhamun.

Hal ini tentunya menjadi suatu hal yang sangat masuk akal apabila dibutuhkan adanya banyak manekin guna menggantung, menampilkan jubah hingga perhiasan dari sang raja. Selain itu untuk menyiapkan pakaian serta membuat penyesuaian terhadap jubah yang digunakan oleh raja.

5. Sandal Emas
Di bagian mumi Firaun Tutankhamun juga terdapat sandal emas yang memiliki total panjang kisaran 29,5 cm. Firaun Ini kemungkinan besar memang tidak menggunakan sandal ketika masih hidup karena sandal tersebut sepertinya dirancang secara khusus untuk dibuat ke pemakamannya.

6. Peti Mati
Raja Firaun Tutankhamun telah dimakamkan pada sebuah 3 peti mati yang saling melapisi dan gabungan ketiga peti tersebut mempunyai bobot kisaran 1,25 ton. Ukuran untuk peti mati yang paling besar ditambahkan dengan adanya ukuran makam Firaun Tutankhamun yang ukurannya cenderung lebih kecil dan membuat para kalangan arkeolog ini merasa kesulitan untuk bisa membukanya.

Bahkan kementerian pariwisata dan purbakala Mesir telah melakukan pencatatan bahwasanya untuk peti mati bagian luar terbuat dari adanya kayu yang berlapiskan emas serta mempunyai kaca biru hingga merah. Salahnya itu juga terdapat yang mengatakan bahwasanya peti mati kedua menggunakan bahan utama dari kayu berlapiskan emas peserta telah ditemukan pada beberapa tanaman termasuk adanya bunga teratai yang telah hancur di bagian atasnya.

Di bagian peti mati yang ketiga dan paling dalam ini terbuat dari bahan emas murni. Firaun Tutankhamun telah dimakamkan pada sebuah peti mati terdalam dengan menggunakan topeng kematiannya serta beberapa barang lainnya.

 

Harta Karun yang Tersimpan di Makam Raja Tutankhamun

Harta Karun yang Tersimpan di Makam Raja Tutankhamun – Banyak yang menganggap bahwasanya untuk raja Tutankhamun ini sebagai wajah dari Mesir kuno. Meskipun memang dari pemerintahannya sendiri hanya berlangsung kisaran 10 tahun dan kehadiran dari penguasa muda tersebut lebih terkenal sesudah penemuan makamnya tersebut dilakukan oleh para arkeolog.

Di tahun 1992 pada saat makam raja Tutankhamun telah ditemukan di kawasan Lembah Para Raja merupakan seorang arkeolog yang telah menemukan tempat peristirahatan dari Firaun tersebut yang hampir utuh. Pada keberadaan makam itulah sudah dikemas dengan adanya lebih dari 5000 artefak seperti halnya senjata, furniture, hingga tongkat yang digunakan untuk berjalan.

Kendati dengan adanya beberapa barang yang telah dicuri tersebut tentunya membuat makam raja Tutankhamun memang tidak tersentuh sama sekali. Hari ini pastinya juga membuat keberadaan harta karun yang ada di dalamnya masih berharga dan tidak tersentuh oleh siapapun.

Harta Karun Berharga Makam Firaun Tutankhamun

1. Sandal Emas
Mumi dari Raja Firaun Tutankhamun telah ditemukan dengan menggunakan sandal dari bahan emas murni. Adanya sandal tersebut tidak digunakan untuk bepergian ke mana saja, akan tetapi memang dibuat secara khusus hanya untuk digunakan ke pemakamannya saja.

Faktanya untuk ketersediaan sandal tersebut serupa dengan yang telah ditemukan di beberapa makam kerajaan lainnya. Seperti halnya di makam Ratu Thutmose III berasal dari dinasti ke-18.

2. Kereta Perang
Pada pemakaman dari seorang Firaun Tutankhamun tidak hanya ada beberapa barang pribadinya saja akan tetapi juga terdapat kereta perangnya. Dari seorang arkeolog yang telah menemukan terdapat 6 kereta yang dilakukan pembongkaran serta dipecah untuk melakukan penanganannya.

Hal itulah yang juga dikarenakan terjadi perampokan dari ribuan tahun yang lalu. Keuntungannya untuk 5 kereta tersebut berhasil dilakukan rekonstruksi dan sekarang ini telah dipajang di museum Kairo.

3. Kipas Emas
Kipas yang berlapiskan dengan emas mewah telah ditujukan supaya dari sang raja tersebut tetap merasa dingin ketika berada di alam baka. Penggunaan kipas tersebut mempunyai panjang kisaran 1,05 m serta kipasnya tersebut menggambarkan dari seorang raja Tutankhamun yang sedang berburu burung unta.

Bahkan dari seorang raja tersebut telah dimakamkan dengan 8 kipas yang bersamanya terbuat dari berbagai material diantaranya kayu dan gading. Adanya bulu dari burung unta tersebut telah dibuat untuk menjadi kipas Raja akan tetapi membusuk sesudah berabad-abad.

4. Topeng Kematian
Topeng kematian ini merupakan salah satu jenis artefak yang memang keberadaannya paling terkenal dari makam seorang raja Firaun Tutankhamun. Topeng kematian ini terletak di bagian bahu dari mumi Firaun dan topeng memiliki ornamen yang telah terbuat dari dua lembar emas menghiasinya serta dilengkapi batu semi mulia serta pasta kaca.

Pada topeng kematian tersebut mempunyai berat kisaran 10,2 kg dan topan tersebut memberikan gambaran dari seorang raja Firaun Tutankhamun yang memiliki janggut palsu, lebar, keras, serta hiasan kepalanya yang dikenal dengan nemes. Hal yang paling menarik tepat di bagian belakang topeng tersebut berisikan mantra yang berasal dari kitab orang mati. Fungsinya sebagai petunjuk ketika berada di alam baka.

5. Kepala Macan Tutul
Kawasan Mesir kuno tentunya untuk keberadaan macan tutul Afrika memang sangat dikagumi dan bahkan juga diimpor oleh kalangan Firaun karena memang menawarkan kecantikan hingga kekuatannya. Di makamnya Raja Firaun Tutankhamun sudah ditemukan terkubur dengan bersama patung macan tutul yang menggunakan lapisan emas dari keseluruhannya terbuat dari bahan kayu.

Di bagian kepalanya juga telah dihiasi adanya cartouche Tutankhamun. Hal ini menjadi suatu penanda yaitu tanda tangan di zaman kuno yang digunakan untuk melakukan identifikasi terhadap seseorang.

6. Anubis
Tidak menghilangkan lelaki apabila anubis telah ditemukan di dalam makam dari seorang raja Firaun Tutankhamun. Adanya dewa Mesir dengan kepala jackal ini sudah dikaitkan dengan mumifikasi serta dipercaya akan melakukan penyewaan terhadap jiwa yang sudah mati berada di alam yang lain.

Anubis tersebut juga dijadikan sebagai penjaga yang murni dari adanya pencurian. Anubis juga mempunyai tinggi hingga 3 kaki serta terbuat dari bahan utama kayu hingga damar hitam yang memiliki hiasan perak di bagian kuku serta alisnya.

7. Tahta Tutankhamun
Terdapat dua singgasana yang telah ditemukan di makam Firaun Tutankhamun yang salah satunya terbuat dari bahan kayu hitam serta karena menyerupai kursi uskup tentunya sejumlah para ahli menyebutnya sebagai tahta gejarawi. Meskipun memang tidak terdapat bukti bahwasanya adanya tahta tersebut mempunyai tujuan keagamaan khusus.

Akan tetapi untuk tahta lainnya terkadang dikenal sebagai tahta emas yang mempunyai lukisan dari seorang raja Firaun Tutankhamun dan istrinya Ankhesenamun. Dari sejumlah catatan yang telah menyebutkan Ankhesenamun pada sebuah lukisan tampaknya sudah mengoleskan salep ataupun parfum terhadap Firaun Tutankhamun.

Dari tahta tertingginya tersebut kisaran 1 meter serta dibungkus dengan adanya kain linen. Hal ini tentunya sebagai kursi kayu dengan adanya panel di bagian belakang yang sangat kokoh dan bahkan juga sedikit lebih miring.

Lengan, panel bagian samping serta adanya 4 kaki sudah diukur menyerupai adanya kaki singa. Pada bagian kursi tersebut telah dilapisi kertas emas hingga perak yang bertatahkan batu warna-warni hingga kaca serta faiance atau keramik berlapis.

8. Terompet
Dimakam seorang raja Firaun Tutankhamun juga terdapat dua terompet yang satunya terbuat dari bahan perak dan lainnya berasal dari bahan perunggu yang berlapiskan emas. Dengan ditemukannya di makam Firaun Tutankhamun tentunya merupakan salah satu dari labrosone tertua yang terdapat di dunia dan masih ada hingga sekarang.

Labrosone merupakan instrumen yang telah dimainkan dengan adanya getaran yang berasal dari bibir. Seperti musisi James Tappern yang sudah memainkan terompetnya ketika siaran BBC di tahun 1939 yang sudah bisa didengarkan melalui YouTube.

Akan tetapi untuk memainkan terompetnya tersebut tentunya harus menggunakan corong kayu modern sehingga tidak jelas apakah nada yang telah dimainkan tersebut bisa dilakukan ketika di masa Firaun Tutankhamun. Sekarang ini untuk memainkan instrumennya sendiri dilarang karena dari kondisinya sudah sangat rapuh.

Fakta Menarik Firaun Tutankhamun dari Kutukannya

Fakta Menarik Firaun Tutankhamun dari Kutukannya – Sejak 100 tahun yang lalu tepatnya di tanggal 4 November 1922 telah ditemukan adanya makam Firaun dari Mesir yaitu Tutankhamun. Penggalian yang dilakukan oleh para arkeologis terhadap makam tersebut dipimpin oleh seorang arkeolog Howard Carter dengan mendapatkan perlindungan yang berasal dari George Herbert, Earl of Carnarvon ke 5.

Meskipun untuk makamnya tersebut pernah disambangi oleh kalangan perampok di zaman kuno tentunya sekarang ini telah ditemukan sebagian besar dari adanya artefak asli yang bahkan tidak tersentuh sama sekali. Dari penemuan yang telah dilakukan tersebut tentunya memberikan wawasan yang lebih luas terkait Mesir kuno hingga pemahaman yang mendalam terkait adanya situs serta gaya hidup kelas atas yang berasal dari peradaban kuno.

Firaun Tutankhamun yang sekarang ini menjadi simbol dari Mesir kuno hanyalah memberikan perintah untuk waktu singkat dalam jabatannya sebagai raja Mesir kuno. Ia merupakan Firaun pada saat usianya masih 8 hingga 9 tahun dan telah meninggal satu dekade kemudian.

Kemungkinan dari kematiannya tersebut disebabkan oleh kesehatan umum yang cukup buruk dan disebabkan dari kejadian patah kaki serta infeksi malaria yang cukup parah. Akan tetapi untuk fakta secara nyata dari Firaun terkait kematiannya tentunya tidak bisa diungkap secara jelas dan detail.

Fakta Tentang Firaun Tutankhamun

1. Kutukan Tutankhamun
Kutukan yang satu ini tentunya bagi siapa saja yang membuka makam dari Firaun Tutankhamun yang memang pernah ramai untuk dijadikan perbincangan di masyarakat setempat. Hal itu tentunya bisa terjadi khususnya sesudah kematian tragis dari Carnarvon tepatnya di tanggal 5 April 1923.

Akan tetapi rupanya adanya kutukan tersebut hanyalah berita yang sudah sensasional dan telah diciptakan oleh surat kabar yang berasal dari Inggris. Di dalamnya tidak tertulis bahwasanya makam tentang kutukan bagi para pelanggar yang akan memasuki ke area makam Firaun Tutankhamun tersebut.

Sementara itu untuk studi lain yang pernah dilakukan sudah menunjukkan bahwasanya harapan hidup dari rata-rata orang yang bekerja di kawasan makam Firaun Tutankhamun sangat normal. Sehingga tidak timbul adanya kejadian aneh yang membuat para petugas penjaga merasa khawatir dengan adanya beberapa hal tertentu.

2. Arkeolog Charter Mencuri di Area Makam
Kematian yang terjadi pada Carnarvon telah menyebabkan ketegangan antara Carter serta pemerintah Mesir terkait siapa yang seharusnya melakukan kontrol terhadap akses ke makam Firaun Tutankhamun. Hal inilah yang menyebabkan Carter harus berhenti untuk bekerja di area makam sejak tahun 1924.

Pada akhirnya dari sebagian besar artefak yang berasal dari makam Firaun Tutankhamun telah disimpan dengan baik di dalam museum Mesir yang terdapat di Kairo. Akan tetapi tampaknya sebelumnya, Carter sudah mengantongi adanya beberapa artefak yang diambil dari area makam Firaun Tutankhamun.

Dari adanya desas-desus yang sudah mulai beredar bahkan sampai 100 tahun sejak dilakukan penggalian tersebut dilakukan. Hingga kemudian untuk beberapa bulan yang lalu terdapat peneliti yang menemukan adanya surat dan telah menghubungkan dengan pencurian.

Dari totalnya sendiri terdapat 18 barang yang sudah diyakini berasal dari makam Firaun Tutankhamun. Sekarang ini untuk artefaknya sendiri sudah dikembalikan lagi ke Mesir.

3. Belati Berasal dari Luar Angkasa
Harta karun yang sudah tersimpan sangat baik di makam Firaun Tutankhamun memang sangat mengagumkan dan luar biasa. Salah satunya bahkan dari adanya benda yang terbuat dari benda luar angkasa yaitu belati besi yang berasal dari meteorit. Hal ini tentunya menunjukkan bahwasanya orang-orang Mesir kuno sudah mengetahui untuk bongkahan besi memang terkadang akan jatuh berasal dari langit serta akan dilakukan pelacakan pada saat melihat benda tersebut jatuh.

Kemudian nantinya bisa digunakan untuk membuat berbagai benda berharga dengan kerajinan tangannya sendiri. Dari semuanya tersebut telah terjadi di 2000 tahun yang lalu yang pastinya menjadi momen yang sangat menakjubkan.

4. Inses
Akhenaten merupakan ayah dari Tutankhamun yang telah menikah bersama Nefertiti. Sebelumnya, Nefertiti ini pernah dianggap menjadi ibu tiri dari Firaun Tutankhamun.

Akan tetapi dari analisis genetik telah menunjukkan bahwasanya merupakan seorang ibu kandung yaitu saudara perempuan Akhenaten yang memang namanya tidak diketahui sampai saat ini atau yang dikenal dengan sebutan nyonya muda. Firaun Tutankhamun sendirilah yang menikahi saudara tirinya dari Ankhesenamun sebagai putri dari Akhenaten serta Nefertiti dan selama pernikahannya tersebut mereka telah kehilangan dua putri sehingga mereka memang tidak memiliki ahli waris lainnya.

5. Dimumikan Bersama Penis Ereksi
Carter telah membuat laporan bahwasanya Raja Firaun Tutankhamun telah dimumikan bersama penis ereksi yang kemungkinan besar memang disengaja. Tubuh Firaun tersebut telah ditutupi dengan adanya resin hitam pekat sebagai sesuatu yang telah diyakini untuk bisa menghormati osiris yang sudah dikaitkan dengan adanya kesuburan serta kelahiran kembali.

Sehingga dengan adanya penis yang tegak tersebut bisa menjadi sebuah simbol keberuntungan lain untuk Firaun Tutankhamun. Jenazah pada Firaun Tutankhamun sekarang ini sudah dibawa kembali pada makam aslinya sesudah pekerjaan restorasi yang cukup besar.

Dari makamnya tersebut telah terlihat fantastis dan sudah disusun sedemikian rupa untuk bisa menghormati tempat peristirahatan terakhir dari Firaun Tutankhamun. Hal ini tentunya juga mendukung untuk melakukan pelestarian dari tempat pemakamannya tersebut.

Itulah beberapa fakta menarik dari makam Firaun Tutankhamun yang sudah dilakukan penelitian oleh para arkeolog untuk menemukan fakta apa saja yang ada di dalamnya. Dengan penemuan tersebut bisa diketahui apa saja hal-hal yang masih tersembunyi untuk mengenal makam dari Firaun Tutankhamun.