Mengenal Raja Tutankhamun Mesir Kuno

Mengenal Raja Tutankhamun Mesir Kuno – Nebkheperure Tutankhamun atau firaun adalah salah satu raja di mesir dari dinasti ke delapan belas. Firaun merupakan kelahiran Amarna dengan memiliki tinggi sekitar 1,67M. Tutankhamun sendiri memiliki orangtua yang bernama Akhenaten atau nana sebelumnya adalah amenhotep IV atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Raja Tut, King Tut, King Tutankhamun, Raja Tutankhamun menjadi seorang pangeran di kerjaan dinasti mesir pada saat itu ia dikenal dengan sebutan atau panggilan Tutankhaten. Ia memegang masa pemerintahan dan berkuasa pada tahun 1333 SM ketika usianya masih belia yaitu sekitar kurang lebih sembilan atau sepuluh tahun dengan nama pemerintahan Tutankhamun seperti nama diri nya. Masa pemerintahan nya tidak begitu lama karena ia meninggal pada tahun 1323 SM. Tutankhamun sendiri menikah pada salah satu saudara tiri perempuan nya yang bernama yaitu Ankhesenamun. Hasil pernikahan nya dengan wanita bernama Ankhesenamun tersebut menghasilkan dan memiliki dua orang anak perempuan.

Kematian & Peninggalan Tutankhamun

Tutankhamun sendiri meninggal dan jasad jenazahnya di mumikan atau diabadikan sesuai dengan adat istiadat dan tradisi dari orang mesir sendiri. Raja tutankhamun sendiri di makam kan bersamaan dengan seluruh harta kekayaan nya seperti beraneka ragam perhiasan maupun karya seni yang bernilai sangat mahal. Adapun Proses mumi atau mengabadikan jenazah atau jasad orang yang telah meninggal melalui beberapa tahan dan proses. Kematian dari raja tutankhamun sendiri pun tidak di ketahui pasti apa penyebab nya.

Raja tutankhamun sendiri membangun makan yang begitu megah dan mewah mengingat raja tutankhamun membawa semua harta kekayaan nya ke dalam makam. Oleh sebab itu makam di bangun dengan ukuran yang cukup luas, mewah dan megah. Tujuan di adakan nya proses mumi adalah selain adat istiadat dan tradisi dari para kerajaan mesir kuno dan bangsawan mesir adalah bertujuan untuk mengingat kembali jenazah atau jasad yang sudah tiada atau meninggal karena bentuk nya yang abadi dan tidak akan hancur.

Pada pertengahan tahun 1920 masyakarat mesir kuno cenderung dan hampir sudah tidak mengingat lagi tentang raja tutankhamun setelah kematian nya berlangsung cukup lama. Makam dari raja tutankhamun pun sempat ingin dirampok oleh orang pada zaman mesir kuno mengingat makam nya yang berisikan banyak harta, perhiasan, dan karya seni lain nya yang bernilai cukup mahal apabila di jual.

Proses mumifikasi di mesir kuno pada masa pemerintaha membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk melakukan pengawetan atau balsem pada jenazah. Hal ini banyak di lakukan pada kalangan orang bangsawan, pejabat, raja dan keturunan nya pada saat itu. Mumifikasi juga menjadi salah satu kepercayaan bagi orang mesir kuno terutama raja raja. Dengan ada nya proses mumifikasi dalam jenazah raja firaun dalam masa pemerintahan nya masing masing difungsikan untuk memperlihat kan masing masing raja pada pemerintahan mesir kuno berdasarkan periode nya masing masing. Kepercayaan ini juga sudah di anut oleh para raja dan rakyat mesir kuno. Orang mesir kuno mempercayai bahwa ketika seseorang meninggal jiwa mereka masih tertahan dengan ada nya proses mumifikasi atau pengawetan pada jenazah ini. Metode mumifikasi juga menjadikan hasil peninggalan raja raja dan di awetkan agad menjadi suatu peninggalan sejarah. Metode mumifikasi juga berbeda beda ada yang rumit sampai mudah. Orang yang melakukan proses mumifikasi ini adalah perajin terampil yang dengan kekampuan pengawetan ini akan dijadikan bisnis keluarga seperti contohnya dijadikan museum peninggalan raja raja mesir kuno.