Kutukan Firaun, Mitos atau Fakta di Balik Makam Tutankhamun?

Sejak penemuan makam Tutankhamun oleh Howard Carter pada tahun 1922, dunia dikejutkan oleh berbagai kisah misterius yang menyertainya. Salah satu cerita yang paling mencengangkan adalah tentang kutukan firaun, yang dikatakan menimpa siapa saja yang berani mengganggu tempat peristirahatan Raja Tutankhamun. Kematian mendadak beberapa orang yang terlibat dalam penggalian makam ini menambah spekulasi dan memperkuat kepercayaan bahwa ada kekuatan supranatural yang menjaga makam sang firaun muda. Namun, apakah benar kutukan ini nyata, ataukah hanya sekadar kebetulan yang diperbesar oleh media? Artikel ini akan mengulas fenomena tersebut dari berbagai perspektif.

Asal Usul Mitos Kutukan Firaun

Kepercayaan mengenai kutukan makam raja-raja Mesir kuno sebenarnya bukan hal baru. Masyarakat Mesir kuno memiliki tradisi menuliskan mantra dan peringatan dalam makam para penguasa mereka untuk melindungi dari perampokan atau penistaan. Dalam kasus makam Tutankhamun, meskipun tidak ditemukan prasasti yang secara eksplisit menyebutkan kutukan, mitos ini mulai berkembang ketika beberapa orang yang terlibat dalam penemuannya mengalami nasib tragis.

Salah satu kematian paling terkenal adalah Lord Carnarvon, sponsor ekspedisi Howard Carter, yang meninggal akibat infeksi dari gigitan nyamuk hanya beberapa bulan setelah makam dibuka. Kematian mendadak ini langsung dikaitkan dengan kutukan firaun, dan media pada saat itu memperbesar rumor tersebut, menambahkan unsur dramatis yang semakin menarik perhatian dunia.

Kasus Kematian yang Dikaitkan dengan Kutukan

Selain Lord Carnarvon, beberapa orang lain yang dikaitkan dengan ekspedisi makam Tutankhamun juga mengalami kematian atau kejadian aneh. Beberapa di antaranya termasuk:

  • Arthur Mace, seorang arkeolog dalam tim Carter, meninggal karena penyakit misterius.
  • Richard Bethell, sekretaris pribadi Carter, ditemukan tewas dalam kondisi mencurigakan di rumahnya di London.
  • Hugh Evelyn-White, seorang akademisi yang juga terlibat dalam penggalian, dilaporkan bunuh diri dan meninggalkan surat yang menyebutkan bahwa ia dihantui oleh roh-roh Mesir.

Rentetan kematian ini semakin memperkuat spekulasi bahwa kutukan firaun benar-benar nyata dan bekerja untuk membalaskan dendam Tutankhamun.

Perspektif Ilmiah: Kebetulan atau Fenomena Alam?

Meskipun banyak orang percaya pada kutukan, para ilmuwan memiliki penjelasan rasional yang lebih masuk akal mengenai kematian mereka yang terlibat dalam penggalian makam. Beberapa teori ilmiah yang dapat menjelaskan fenomena ini antara lain:

  1. Paparan Spora Beracun Beberapa penelitian menunjukkan bahwa makam kuno yang telah tertutup selama ribuan tahun dapat menjadi tempat berkembangnya jamur dan bakteri berbahaya. Spora beracun seperti Aspergillus bisa menyebabkan infeksi serius pada sistem pernapasan, yang mungkin menjadi penyebab kematian mendadak beberapa orang dalam ekspedisi.
  2. Penyakit Tropis dan Kondisi Lingkungan Mesir adalah wilayah dengan risiko tinggi terhadap penyakit tropis seperti malaria dan infeksi bakteri. Lord Carnarvon, misalnya, diketahui memiliki sistem kekebalan yang lemah, sehingga gigitan nyamuk yang menyebabkan infeksi bisa berakibat fatal baginya.
  3. Psikosomatis dan Efek Placebo Rasa takut yang berlebihan akibat kepercayaan pada kutukan bisa mempengaruhi kesehatan seseorang. Fenomena psikosomatis—di mana ketakutan yang intens dapat menimbulkan gejala fisik nyata—dapat menjelaskan mengapa beberapa individu mengalami penyakit atau bahkan kematian setelah mendengar cerita tentang kutukan.
  4. Kebetulan Statistik Dari ratusan orang yang terlibat dalam ekspedisi dan studi makam Tutankhamun, hanya sedikit yang mengalami kematian mendadak. Sebagian besar, termasuk Howard Carter sendiri, hidup bertahun-tahun setelah penemuan makam tanpa mengalami kejadian aneh. Hal ini menunjukkan bahwa kematian yang terjadi bisa jadi hanyalah kebetulan yang dibesar-besarkan oleh media.

Kutukan Firaun dalam Budaya Populer

Mitos mengenai kutukan firaun tidak hanya menarik perhatian dunia akademis tetapi juga menginspirasi berbagai karya dalam budaya populer. Film, novel, dan dokumenter sering kali mengangkat kisah ini dengan sentuhan dramatis, memperkuat citra bahwa Mesir kuno dipenuhi oleh misteri dan kekuatan supranatural.

Sebagai contoh, film-film Hollywood sering menggambarkan firaun sebagai penguasa yang mampu mengendalikan kekuatan gaib untuk melindungi harta mereka. Sementara itu, dalam dunia literatur, kisah-kisah mengenai ekspedisi yang dihantui oleh roh firaun telah menjadi tema yang sering digunakan dalam cerita horor dan petualangan.

Kutukan firaun tetap menjadi salah satu misteri paling menarik dalam sejarah arkeologi. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang benar-benar mendukung keberadaannya, legenda ini terus bertahan dan menjadi bagian dari daya tarik Mesir kuno. Bagi sebagian orang, kutukan ini adalah bukti kekuatan mistis peradaban kuno, sementara bagi yang lain, ini hanyalah serangkaian kebetulan yang diperbesar oleh media dan imajinasi manusia.

Terlepas dari benar atau tidaknya kutukan ini, kisahnya tetap mengundang rasa ingin tahu dan memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana mitos dan sejarah bisa saling berkaitan. Dan satu hal yang pasti, makam Tutankhamun akan selalu menjadi salah satu penemuan arkeologi paling luar biasa yang pernah ada.

Peninggalan Raja Tutankhamun Sebagai Penguasa Mesir

Peninggalan Raja Tutankhamun Sebagai Penguasa Mesir – Dari adanya peninggalan raja Tutankhamun tentunya terdapat tangga kuno yang telah tersembunyi lebih dari 3000 tahun yang lokasinya berada di bawah tumpukan pasir gurun tepat di lembah para raja atau Valley of Kings Mesir. Dengan adanya tangga tersebut lebih mengarahkan ke bagian makam Firaun Tutankhamun sebagai salah satu seorang penguasa dinasti Mesir ke-18.

Dengan tangga itulah ditemukan sejak 100 tahun yang lalu tepatnya di tanggal 4 November 1922 dari adanya rombongan tim yang berasal dari Mesir serta arkeolog Inggris Howard Carter. 3 minggu setelahnya, Carter mulai menuruni dan menyusuri tangga tersebut.

Ia mengintip melalui lubang dari pintu di sebuah ruangan yang terlihat sangat suram dengan bantuan cahaya dari lilin temaram. Perdana dari penelusuran tersebut, Lord Carnavon menanyakan apakah terlihat adanya sesuatu yang berasal dari lubang pintu tersebut dan ternyata Carter mengiyakan apa yang telah ditelusurinya.

Perlahan memang terlihat adanya balik embun seperti hewan yang terlihat aneh, patung serta emas yang berada di mana-mana pada catatan perjalanan yang dilakukannya. Dari ruangan itulah rupanya sebagai makam Firaun Tutankhamun yang memiliki nama asli yaitu Tutankhaten.

Firaun muda atau yang dikenal sebagai King Tut tersebut telah meninggal di usianya masih 19 tahun kemudian dimakamkan pada sebuah ruang pemakaman kecil di tahun 1327 sebelum Masehi. Bangunan makam Firaun Tutankhamun ini tentunya berbeda dengan beberapa makam Firaun kenamaan lainnya.

Ruang dari makam Firaun Ramses contohnya memiliki luas kisaran 743 meter persegi. Meskipun begitu untuk lokasinya sama-sama berada di bawah tanah dan makam dari Firaun Tutankhamun belum mengalami kerusakan meskipun terkena banjir dan kondisinya belum terkena darah pada saat terjadi perang ataupun di maling.

Sementara itu untuk makam Firaun yang lain lebih sering menjadi sasaran perampokan selama berabad-abad lamanya. Terlebih meskipun ukurannya tergolong lebih kecil, akan tetapi untuk jenis makam Firaun Tutankhamun memiliki penyimpanan berbagai variasi barang yang ada di dalamnya.

Bahkan juga terdapat adanya lebih dari 5000 artefak yang sudah berhasil diselamatkan pada sebuah penelusuran ke makam Firaun Tutankhamun. Dengan artefak itulah merupakan benda-benda seperti halnya perhiasan serta alat yang telah menunjukkan bahwasanya terdapat kecakapan kerja manusia khususnya di zaman dahulu yang sudah ditemukan melalui penggalian arkeologi.

Temuan Pada Makam Firaun Tutankhamun

1. Meja Permainan
Dengan adanya temuan yang berada di makam Firaun Tutankhamun ini terdapat meja permainan yang ada di dalamnya dan dijelaskan terdapat rincian perjalanan roh yang telah melalui hidup sesudah kematiannya. Hal ini diungkapkan pada the Egyptian Book of the Dead.

Dari buku itulah merupakan salah satu yang telah menyebutkan bahwasanya terdapat permainan yang dikenal dengan senet dan suka dimainkan oleh beberapa roh yang berada di alam kematian. Permainan senet ini memang sangat mirip dengan permainan catur, go ataupun permainan papan yang lainnya.

Selain itu juga terdapat meja kecil dengan di bagian atasnya berupa papan yang terdapat 30 petakan yang bisa diduduki oleh pion-pion. Dari permainan itulah akan diperkirakan sebagai salah satu permainan favorit bagi Firaun Tutankhamun yang tersedia 4 meja untuk bermain sangat berada di makamnya.

2. Belati dari Batu Meteor
Dengan peninggalan belati ini memang sekilas layaknya belati besi yang berasal dari peninggalan Firaun Tutankhamun yang terlihat sangat umum. Akan tetapi ia telah meninggal pada beberapa abad sebelum adanya zaman besi dan di masa zaman besi tersebut sudah terdapat baja yang ditempa menggunakan deposit mineral.

Rupanya di masa kehidupan Firaun Tutankhamun ternyata terdapat objek yang berasal dari besi tercatat dari adanya bahan baku meteorit ataupun batu meteor yang telah jatuh ke bumi.dengan adanya peninggalan tersebut sudah ditemukan di makam Firaun Tutankhamun.

3. Cincin Emas yang Hampir Saja Dicuri
Di makam Firaun Tutankhamun terdapat cincin emas yang keberadaannya hampir saja dicuri. Pada sebuah kotak kayu warna hitam serta cedar kecil memiliki bungkusan yang berasal dari kain linen.

Dari kain tersebut memang berbeda dengan beberapa kain pakaian serta pakaian dalam yang digunakan oleh Firaun tepatnya di tempat makam Firaun Tutankhamun. Rata-rata untuk kainnya tersebut memang halus layaknya sutra.

Dalam kainnya tersebut juga terdapat beberapa cincin emas yang sudah tersimpan di dalamnya dengan baik. Pada sebuah bungkusan kain yang berisikan cincin emas itu rupanya semula pernah akan dimaling oleh seseorang.

Akan tetapi ternyata pencurinya diduga sudah tertangkap basah ataupun kabur pada saat melihat adanya penjaga makam sehingga segera buru-buru meninggalkan bungkusan kain biasa yang terletak di dalam kotak tersebut. Pada sebuah kotak juga terdapat kepala macan tutul dan sejak upaya dilakukan pencurian tentunya kotak tersebut tidak dibuka lagi sampai 3200 tahun kemudian.

4. Mumi Anak Firaun
Firaun Tutankhamun dulunya sempat menikah bersama Ankhesenamun sebelum pada akhirnya meninggal. Telah diketahui bahwasanya tidak mempunyai keturunan pada saat berkuasa hingga 10 tahun lamanya.

Akan tetapi dari penggalian yang telah dilakukan mendapati bahwasanya Firaun Tutankhamun memiliki dua bayi yang lahir mati. Dari janin tersebut masing-masing memiliki usia 25 serta 37 minggu akan tetapi untuk penyebab kematiannya tidak diketahui.

Dari kedua jenazah anak Firaun dijadikan sebagai mumi dan diletakkan pada sebuah peti mati dari kayu yang isinya peti mati berlapiskan emas. Kemudian dikuburkan pada makam Firaun Tutankhamun.

5. Miniatur Pelayan
Firaun adalah salah satu penguasa dari dinasti Mesir yang telah dimakamkan bersamaan 413 miniatur pelayan. Akan tetapi di masa awal peradaban Mesir tentunya sejumlah Firaun telah dimakamkan bersamaan dengan pelayan sungguhan yang telah mengorbankan dirinya guna melayani tuannya ke alam baka.

Di akhir zaman pertengahan peradaban Mesir membuat pelayan di makam Firaun tersebut digantikan oleh miniatur pelayan yang dikenal sebagai ushabti. Miniatur itu terbuat dari berbagai bahan baku seperti fayans yang mirip dengan tembikar kaca yang warnanya cukup mencolok.